Wisata Bahari Angso Duo, Permata yang Tersembunyi
Selasa, 15 Maret 2016
Indonesia terdiri dari lima pulau besar dan ribuan gugusan pulau kecil lainnya. Dari data Badan Informasi Geospasial (BIG) tercatat 13.466 pulau di Indonesia, baik yang berpenghuni atau tidak, juga yang memiliki nama atau belum dinamai. Sekian banyak gugusan pulau di Indonesia, tentunya memiliki pantai yang eksotis dan indah. Misalnya saja Pantai Kuta, Pangandaran, Pasir Putih, Carocok, dan lainnya. Indonesia khususnya Sumbar juga memiliki gugusan Pulau kecil dengan bibir pantai yang tidak kalah menakjubkan. Sebut saja Pulau Pagang, Pulau Cubadak, Pulau Pasumpahan, Pulau Mentawai, Pulau Angso Duo dan masih banyak yang lain. Kali ini, saya akan menceritakan wisata keindahan nan tersembunyi Pulau Angso Duo yang juga memiliki nilai sejarah yang tersimpan apik. Ternyata selain berwisata, pengunjung juga bisa belajar sejarah di pulau yang memiliki kuburan panjang dan sumur tua ini.
Minggu Pagi, (15/02) saya bersama beberapa teman KKN (Kuliah Kerja Nyata) memilih Pulau Angso Duo sebagai destinasi wisata. pulau yang terletak di seberang Pantai Gondoriah ini memang masih kalah pamor dibanding pulau lain di Sumbar. Wisatawan yang mengunjungi Pulau Angso Duo juga belum sebanyak wisatawan Pantai Carocok, Painan. Namun pantai ini memiliki keindahan pantainya yang masih murni. Dari seorang pedagang minuman di Pantai Gondoriah, didapatkan informasi bahwa pengunjung Pulau Angso Duo akan ramai pada akhir pekan saja. Ada dua pulau besar lain dan satu pulau kecil yang bersisian dengan Pulau Angso duo, yaitu Pulau Tangah, Pulau Ujuang dan Pulau Kasiak. Pulau Angso Duo terletak sekitar 1,9 mil dari bibir Pantai Gondoriah, Kota Pariaman. Jika ingin ke Pulau Angso Duo, terlebih dahulu harus sampai di pantai yang sering dijadikan tempat pelaksanaan Tabuik .
Budget yang tidak terlalu mahal dan pemandangan pantai yang menakjubkan menjadi alasan kami. Anda hanya merogoh kocek sebanyak Rp 2500 untuk membeli tiket kereta api kelas ekonomi. Kereta Api akan berangkat dari Kota Padang pukul 6 pagi dan akan sampai di Pantai Gondoriah sekitar jam 7.15. Selain menaiki kereta api, akses lain dengan bus kota juga bisa menjadi pilihan. Akses dengan bis kota hanya mengeluarkan ongkos Rp. 10.000 dari Kota Padang.
Menuju ke Pulau Angso Duo, Anda harus menaiki kapal boat dari bibir pantai yang memang disewakan. Harga yang harus dikeluarkan sekitar 25 ribu-30 ribu per orang. Jika pandai menawar, hanya dengan 40 ribu pengunjung dapat tiket pulang dan pergi dan disediakan makan sian. Hanya membutuhkan waktu kurang dari 15 menit, kapal boat akan sampai di Pulau Angso Duo. Sepanjang jalan menuju pulau pengunjung akan disuguhi pemandangan air laut yang biru jernih dan kapal nelayan yang berlayar mencari ikan.
Pertama kali menginjakkan kaki di pantainya, pasir yang terasa halus dan berwarna putih bersih akan memanjakan kaki. Berbeda sekali dengan pasir di Pantai Gondoriah yang warnanya lebih gelap dan cenderung memadat. Batu karang yang berserakan di bibir pantai menyambut dan menggoda pengunjung untuk duduk istirahat sejenak. Namun, air laut yang hijau merayu seolah tidak ingin diacuhkan, setidaknya sekedar merasakan beberapa menit berdiri disana. Selain pemandangan nan eksotik, penduduk setempat sudah menyediakan beberapa wahana yang dapat dinikmati. Misalnya speed boat, banana boat dan donut. Jika ingin menikmati wahana banana boat dan donut, wisatawan hanya perlu merogoh 25 ribu sudah bisa menikmati sekitar 10 menit dibawa menikmati lautan lepas.
Selain wahana dan pasir putihnya, ternyata di Pulau Angso Duo wisatawan juga bisa belajar sejarah. Di pulau ini juga terdapat kuburan panjang yang menurut warga setempat bernama Tuanku Katik Sangko. Selain itu, ada sumur yang bisa dipakai oleh wisatawan tanpa membayar sepeserpun. Tidak afdal rasanya jika hanya menghabiskan waktu sebentar saja di pulau ini. Wisatawan tidak perlu khawatir jika waktu zuhur tiba. Di Pulau Angso Duo juga dibangun musalla yang menyerupai rumah. Jika lupa membawa mukena, wisatawan juga akan mendapatkannya di musala yang dinamai Katik Sangko ini.
Tidak hanya cukup sebagai destinasi wisata, ternayata di Pulau Angso Duo pengunjung juga dapat menularkan hobinya. Sebelum terik siang menyapa, beberapa pengunjung memilih untuk melemparkan mata kailnya ke lautan. Mereka akan berdiri di setiap batu karang yang memang terlihat jika air laut belum naik. Tetapi, jangan coba-coba untuk memancing ketika senja mulai menyapa. Air laut akan pasang dan semua batu karang yang tadi pagi terlihat akan ditenggelamkan air.
Walau pemandangan yang disajikan sangat indah, namun wisatawan jangan sampai terlena untuk kembali ke Pantai Gondoriah. Memilih kembali pada waktu asar sangatlah tepat. Deburan ombak yang semakin besar akan dihadapi pengunjung diperjalanan pulang. Ombak besar akibat pasang akan membuat kapal boat sukses terombang ambing. Jika pengemudi tidak mahir, maka akan memakan waktu lebih lama dibanding berangkat sebelumnya. Tetapi, penumpang tidak perlu khawatir. Pemandangan puluhan ubur-ubur yang berenang mendekati kapal sejenak akan menghilangkan perasaan takut. Mereka seperti mengucapkan terimakasih, selamat tinggal dan berkunjung kembali. Jika rasanya belum puas sebelum melihat sunset, wisatawan dapat menunggu di kursi-kursi yang sudah disediakan pedagang di Pantai Gondoriah. Duduk di kursi dengan payung yang menghadap ke laut untuk melihat sunset akan terasa sangat romantis. Berwisata dengan berbagai kesenangan yang didapat dengan budget yang tidak mahal. Sangat menguntungkan bukan?